Program Studi Ilmu Komunikasi

Dosen Prodi Ilmu Komunikasi Telkom University Melaksanakan Abdimas dengan Tema: Menguak Dampak Internet Kepada Guru-Guru SD

Bandung, 6 Agustus 2021.

Tim dosen dan mahasiswa Telkom University mengadakan pengabdian masyarakat berupa rangkaian pendidikan literasi digital untuk guru-guru yang tergabung dalam Sekolah Guru Indonesia Dompet Dhuafa di Sumatera Selatan Secara Daring

Internet bagaikan dua mata koin. Di satu sisi, Teknologi Informasi dan Komunikasi tersebut mempermudah kehidupan manusia dan memajukan peradaban. Tapi di sisi lain, internet bisa memiliki dampak negatif yang tak hanya merugikan, tapi juga bisa membahayakan. Sayangnya, tak semua orang menyadari hal ini, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah 3T yang relatif lebih sulit dalam mengakses kebaruan kebaruan ilmu dan kurang mengenal fungsi edukasi, informasi, serta transformasi budaya positif oleh media massa.  

            Tim dosen dan mahasiswa Telkom University menyadari hal ini. Mereka mengadakan pengabdian masyarakat berupa rangkaian pendidikan literasi digital untuk guru-guru yang tergabung dalam Sekolah Guru Indonesia Dompet Dhuafa di Sumatera Selatan. Program yang diprakarsai dosen Ilmu Komunikasi Telkom University, Clara Novita Anggraini, ini terdiri dari 20 pertemuan dari awal Agustus 2021 sampai pertengahan Desember 2021 dan diadakan secara virtual (Zoom Meeting).

            “Guru-guru merupakan tokoh pemimpin transformatif yang sangat mempengaruhi kemajuan berpikir dan bertindak sebuah bangsa. Oleh karena itu, program pendidikan bermedia digital ini hadir, guna memberikan pelatihan terpadu (meliputi kemampuan kritis dan praktis) kepada para guru didaerah 3T, agar dapat mendidik para siswa menjadi literat digital, menuju terbentuknya masyarakat Indonesia yang melek media digital,” jelas Clara.

Materi Pengabdian Masyarakat Kepada Guru-Guru Dompet Duafa Sumsel

            Rangkaian pendidikan literasi digital guru dibuka pada pertemuan pertama yang membahas mengenai keunggulan dan dampak negatif internet. Para guru yang mengikuti acara pada 6 Agustus 2021 tersebut mendapat pencerahan mengenai bahaya penggunaan gawai yang berlebihan pada anak-anak seperti terhambatnya kemampuan bicara dan bahasa, attention deficit,kecemasan, sampai depresi.  Mereka juga menerima tips mengenai bagaiman cara mengatasi masalah tersebut. Misalnya dengan membatasi waktu penggunaan gawai dan mendorong anak untuk bermain di luar.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top