Pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) di Kawasan Geopark Ciletuh, Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi, memerlukan dukungan infrastruktur.
Wakil Dekan I Fakultas Komunikasi Bisnis Universitas Telkom Ade Irma Susanty mengatakan pihaknya tengah melakukan penelitian di Kawasan Geopark Ciletuh. Dia menilai banyak potensi kearifan lokal di kawasan tersebut, namun norma-norma lokal yang dianut masyarakat setempat perlu jadi bahan pertimbangan sehingga tak semua potensi UKM bisa bisa dioptimalkan secara maksimal.
“Kami menemukan banyak kearifan lokal di Geopark, banyak potensi yang dapat dikembangkan di seluruh area Geopark. Namun demikian, misal di Kampung Adat Sinar Resmi, adanya batasan lahan yang boleh digunakan untuk melakukan cocok tanam akan menyebabkan jumlah produksi yang dapat dijual menjadi terbatas,” katanya kepada wartawan di Bandung, belum lama ini.
Ade memaparkan produk yang bisa dijual semisal gula aren dan kripik pisang, proses produksi jadi terbatas karena bahan baku yang tersedia juga terbatas. “Ketika permintaan melonjak, sangat mungkin tidak terpenuhi sehingga sulit menciptakan customer satisfaction,” ungkapnya.
Sementara produk pangan utama yakni beras malah sama sekali tak bisa dikomersialkan ke luar sekalipun produk yang dihasilkan berkualitas dan memiliki gimmick pemasaran kuat. Oleh karena itu, secara makro, pihaknya menyarankan agar ada kebijakan pemerintah daerah yang integratif.
“Satu kluster UKM dengan lainnya saling sinergi sehingga akses pasar tetap luas tanpa mengurangi nilai kearifan lokal,” ujarnya.
Dosen spesialias kajian UKM ini menambahkan akses ke sejumlah destinasi wisata konservasi Ciletuh pun belum merata. Jalan utama umumnya sudah baik, namun ke lokasi masih relatif jelek dan menyulitkan pengunjung. Dia mencontohkan jalan penghubung di Curug Sodong, Desa Ciwaru, yang belum bagus dan malah berpotensi merusak kendaraan wisatawan.
“Tadinya kita bayangkan ada jualan kuliner khas Sukabumi di Curug Sodong, namun tidak ada. Ini wajar karena UKM pun pasti berhitung laku atau tidak? Apalagi korporasi, jika akan buka akses pasar kalau tidak return, pasti tidak buka akses,” paparnya.
Akses terbatas ini pula yang membuat air terjun di Kawasan Geopark Ciletuh baru bisa tereksplorasi tujuh dari 12 titik. Seharusnya, jika tidak ada kendala infrastruktur maka bisa dikemas dalam wisata trekking. Selain itu, UKM yang sudah beroperasi perlu didorong untuk ikut mengmpanyekan gerakan lingkungan bersih.
Ade mengimbau terutama kepada pemerintah daerah untuk mengatasi seluruh kendala tersebut agar membuka peluang bisnis bagi pada pelaku UKM.
“UKM bidang wisata harus sadar lingkungan, tingkatkan kebersihan agar pengunjung nyaman. Ini perlu terus didorong secara konsisten dan berkelanjutan bersama para komunitas,” pungkasnya.
Sumber : wartaekonomi.co.id