Program Studi Ilmu Komunikasi

Telkom University Sukses Gelar Kompetisi Film dan Foto Internasional

ismpfBANDUNG. Telkom University berhasil menggelar International Short Movie and Photography Festival  (ISMPF) tingkat Mahasiswa, 18-20 Oktober 2016. Kegiatan tersebut untuk pertama kalinya dilaksanakan di Fakultas Komunikasi dan Bisnis.

Festival film pendek dan foto bertajuk “Culture and Urban Life in Digital Era” menjadi penanda komitmen Universitas Telkom menuju taraf Internasional. Tema tersebut sengaja dipilih karena tren perkembangan masyarakat urban yang kian mempengaruhi kehidupan masyarakat moderen, “ini semacam refleksi kami dalam menjelaskan budaya masyarakat kekinian, film dan foto tidak saja sebagai karya yang artistik, melainkan juga sebagai ruang identitas terhadap kondisi kehidupan” ungkap ketua pelaksana Catur Nugroho di Bandung.

Rangkaian kegiatan yang diselengarakan di kawasan Telkom eduparx-Technoplex meliputi Talkshow Film, Seminar Fotografi, Screening film dokumenter bersama Watchdoc Indonesia dan juga gelaran fotografi peserta kompetisi.

Selain dominasi mahasiswa Universitas Telkom sendiri, peserta kompetisi ini juga melibatkan peserta dari negara-negara Asean. Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Komunikasi dan Bisnis Jafar Sembiring mengatakan, kompetisi ini sekaligus sebagai ajang silahturahmi bagi para pelajar dan mahasiswa negara anggota MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN), “Dalam menghadapi kompetisi yang lebih luas, ISMPF ini merupakan helatan pertama dan akan terus ditradisikan, agar menjadi ruang silaturahim antar mahasiswa Asean terkait perfilman dan fotografi” pungkasnya.

Lebih jauh lagi, Jafar Sembiring mengharap kemampuan para mahasiswa dalam memahami dan menerapkan pengetahuan, serta mengembangkan kreativitas dalam menghasilkan karya film pendek dan fotografi semakin baik, sehingga akan meningkatkan kreativitas yang lebih inovatif dan berkualitas dalam berkarya. Selain itu, ajang ini juga akan memberikan pengalaman bagi para mahasiswa untuk mengikutsertakan karya mereka dalam skala Internasional.

Peserta kompetisi film pendek tidak saja diminati oleh mahasiswa dari Universitas Telkom di Indonesia, tetapi juga beberapa negara luar. ISMPF menggandeng sineas dan fotografer profesional untuk menjadi tim penilai. Di antaranya, sutradara kenamaan Garin Nugroho, Direktur Eksekutif Galeri Foto Jurnalistik Antara Oscar Motuloh, Fotografer senior harian Kompas Arbain Rambey, dan Direktur Festival Film JAFF Budi Irawanto.

Salah satu tim penilai fotografi Oscar Motuloh menyampaikan kegembiraannya atas terselenggaranya festival ini, “saya senang melihat antusiasme peserta kompetisi ini, banyak sekali karya film dan foto yang bersaing, semoga ini menjadi awal yang baik untuk kemajuan film dan fotografi di kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi, khususnya bagi Universitas Telkom dan Indonesia” paparnya.

Sementara itu, Sylvie Nurfebiaraning, juru bicara ISMPF 2016, dalam releasenya mengatakan kompetisi antar mahasiswa harus menjadi tradisi keberlanjutan, sehingga mahasiswa memiliki ruang gerak yang cukup untuk mengembangkan potensi kreatif, terutama dalam hal perfilman dan fotografi, “merupakan komitmen fakultas komunikasi di Universitas Telkom untuk memfasilitasi para mahasiswa berkompetisi, terlebih era global seperti sekarang ini, kompetisi positif seperti ISMPF ini harus lebih banyak dan lebih sering lagi” katanya.

Arbain Rambey dalam talkshow fotografi mengatakan di hadapan ratusan peserta, tidak ada lagi istilah fotografer pemula, teknologi yang maju membuat fotografi bukan aktifitas yang rumit dan mahal, “temen-temen tidak bisa lagi bedakan antara foto hasil kamera profesional dengan (kamera) handphone, sehingga kalian semua bisa jadi fotografer profesional, hanya tehnik saja yang perlu dipelajari” ungkapnya.

Dari seluruh karya yang diterima panitia, akan dipilih 20 karya film pendek dan puluhan foto yang diserahkan ke penjurian profesional dan bersaing untuk menerima 12 penghargaan pemenang dari 2 kategori kompetitif, film pendek untuk fiksi dan dokumenter, foto bertema landscape and architectur, people and culture.

Garin Nugroho menilai jika kompetisi semacam ISMPF ini harus menjadi kehidupan kampus, sehingga akan muncul generasi perfilman yang kompetitif juga berkualitas “film itu tidak saja bicara teknik, melainkan bicara subtansial, apa sih yang akan kita berikan untuk masyarakat?” tutupnya. []

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top